among
Yam Farmers in Benue State, Nigeria
Ringkasan
Artikel ini bertujuan
untuk meneliti faktor-faktor penentu produksi ubi rambat dan efisiensi teknis
dari petani ubi rambat dengan menggunakan fungsi produksi stochastic frontier dan memasukkan model inefisiensi. Data
dikumpulkan dari 100 responden petani di Benue State dengan menggunakan
kuisioner terstruktur. Hasil penelitian menemukan bahwa lahan, bibit ubi
rambat, tenaga kerja keluarga, dan pupuk merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perubahan output ubi rambat. Karakteristik petani seperti
pendidikan, keanggotaan dalam asosiasi, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh
signifikan terhadap efisiensi teknis di antara produsen ubi rambat. Efisiensi
teknis bervariasi antara 0,67 hingga
0,99 dengan nilai tengah sebesar 0,95. Implikasinya yaitu efisiensi produksi
ubi rambat di antara petani dapat ditingkatkan 5% dengan penggunaan lahan,
bibit, tenaga kerja keluarga, dan pupuk yang lebih baik dalam jangka pendek
dengan tingkat teknologi yang sudah ada. Hal tersebut dapat terwujud dengan
adanya intervensi kebijakan berupa akses lahan yang lebih baik, perbaikan bibit
dan pupuk. Juga perbaikan dalam pendidikan petani melalui pendidikan orang
dewasa dan pemberantasan buta huruf yang memungkinkan akan meningkatkan
efisiensi dalam jangka panjang.
Pendahuluan
Ubi rambat (Dioscorea spp) sebagai salah satu bahan
makanan pokok di Afrika Barat dan Tengah dimana ubi rambat ini sebagai penyedia
makanan bagi 160 juta lebih orang (Orkwor et al. 1995). Akar dari ubi rambat
merupakan sumber yang baik untuk energi terutama kandungan karbohidrat, rendah
lemak, dan protein yang terkandung di dalamnya. Selain sebagai sumber makanan
pokok, ubi rambat juga merupakan sumber yang baik untuk industri tepung kanji.
Walaupun ubi rambat ini sangat penting, produksinya di Nigeria tidak mampu
memenuhi kebutuhan (Orkwor and Asiedu 1999). Berikut gambaran penurunan
persentase tingkat pertumbuhan ubi rambat yaitu sebesar 42% di tahun 1990
menjadi 16.3% di tahun 2001 walaupun terjadi peningkatan lahan untuk ubi rambat
di periode tersebut yaitu sebesar 1270 juta ha di tahun 1990 menjadi 2742 juta
ha di tahun 2001 (Federal Ministry of Agriculture, FMA 2001).
Peningkatan
produktifitas secara langsung berhubungan dengan efisiensi produksi dan hal ini
sangat penting untuk meningkatkan produktifitas dari petani dengan membantu
mereka mengurangi inefisiensi teknis. Efisiensi berkaitan dengan hasil yang relatif dari suatu proses
penggunaan input menjadi output.
Fungsi produksi stochastic frontier
digunakan untuk analisis efisiensi teknis dalam kajian artikel ini.
Metode
Penelitian
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian
ini berlokasi di Kwande Local Government
Area yang terletak sekitar 174 km dari arah tenggara Makurdi, dengan jumlah
populasi 191.067 jiwa, dan luas daerah sekitar 2560 km2.
Teridentifikasi sebagai daerah tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan
kemarau. Tipe tanah di daerah ini liat berpasir dan ubi rambat sebagai tanaman
utama yang diusahakan.
2. Sampel
dan Pengumpulan Data
Teknik
yang digunakan untuk memilih responden yaitu dengan multi-stage random dan purposive
sampling. Data dikumpulkan dengan cara membagikan kuisioner kepada rumah
tangga petani yang mengusahakan ubi rambat untuk musim panen 2005/2006 dengan
memperhatikan aspek sosial ekonomi. Petani yang dipilih sebagai responden,
berjumlah 100 petani.
3. Model
Ekonometrik dan Estimasi
Data dianalisis
dengan menggunakan model stochastic
frontier dengan metode MLE (Khumbhakar dan Heshmatic 1995, Yao dan Liu
1998, Zeibet dan Dharmapala 1999, Ogundele 2003, Pius dan Odjuvwuederhie 2006).
Model matematika untuk fungsi stochastic
frontier:
Yi = f (Xk;β)εi
(1)
εi = vi
– ui
(2)
λ= σu /σv
(3)
σ2 = σ2v
+ σ2u
(4)
γ = σ2u /σ2 (5)
TEi = exp (-ui) (6)
TE = {1 – Φ {σ-(μ/σ)}/ 1
–Φ (-μ/σ)} exp (-u +½ σ2) (7)
Yi = β0 +
β1X1i + β2X2i + β3X3i
+ β4X4i + β5X5i + β6X6i
+ vi - ui (8)
μi = δ0
+ δ1 ln Z1 + δ2 ln Z2
+ δ3 ln Z3 + δ4 ln Z4
+ δ5 ln Z5 (9)
Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis dengan menggunakan FRONTIER 4.1,
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Terdapat lima input
yang menjadi faktor produksi ubi rambat dalam penelitian ini yaitu lahan, bibit
ubi rambat, tenaga kerja keluarga, tenaga kerja upahan pupuk, dan herbisida.
2. Dari kelima input
tersebut, hanya input tenaga kerja
upahan dan herbisida yang menunjukkan nilai koefisien negatif dan tidak
signifikan.
3. Penggunaan input
lahan, bibit ubi rambat, dan pupuk berpengaruh signifikan pada taraf 1%
terhadap produksi ubi rambat. Sedangkan penggunaan tenaga kerja keluarga
berpengaruh signifikan pada taraf 5% terhadap produksi ubi rambat.
4. Nilai sigma square (σ2)
yang diperoleh, signifikan pada taraf 5% dan nilai gamma (γ) signifikan pada taraf
1%.
5. Nilai elastisitas dari masing-masing input (lahan, bibit ubi rambat, tenaga kerja keluarga, dan pupuk)
besarnya lebih dari 0 dan kurang dari 1 (0<E<1) yang berarti dalam
penggunaan para petani ubi rambat telah rasional dalam penggunaan input-input tersebut. Sedangkan nilai elastisitas dari tenaga kerja
upahan dan herbisida besarnya kurang dari 0 (E<0) yang berarti penggunaan
kedua input tersebut telah berlebih
sehingga malah menyebabkan produksi ubi rambat turun. Jumlah elastisitas dari
semua input sebesar 0,98 yang berarti
RTS untuk produksi ubi rambat ini, berada pada skala DRS (Decreasing Return to Scale) yang artinya peningkatan input
akan meningkatkan produksi yang jumlah peningkatannya kurang dari jumlah
peningkatan input tersebut.
6. Terdapat lima variabel inefficiency
dalam penelitian ini yaitu pendidikan, keanggotaan dalam asosiasi pertanian,
keikutsertaan dalam penyuluhan, jumlah anggota keluarga, dan sistem kepemilikan
lahan.
7. Dari kelima variabel tersebut, variabel pendidikan, keanggotaan
dalam asosiasi pertanian, dan jumlah anggota keluarga memiliki nilai koefisien
negatif dan signifikan di tingkat 10% yang artinya peningkatan masing-masing
variabel tersebut tidak akan menyebabkan ketidakefisienan dalam produksi ubi
rambat. Sedangkan variabel keikutsertaan dalam penyuluhan dan sistem kepemilikan
lahan memiliki nilai koefisien positif yang artinya peningkatan dari kedua
variabel tersebut akan menyebabkan ketidakefisienan dalam produksi ubi rambat.
8. Efisiensi teknik dari para petani, rentangnya berkisar antara
0,67 hingga 0,99 dengan rata-rata efisiensi sebesar 0,95. Terdapat 93 petani
responden yang nilai efisiensi teknisnya di atas 80%.
Production
Efficiency of Yam in Zing Local Government Area
of
Taraba State, Nigeria
Ringkasan
Penelitian ini
mengarah pada analisis efisiensi produksi ubi rambat di Zing Local Government Area, Taraba State. Data dikumpulkan dari 103
responden dengan menggunakan teknik multistage
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95% responden laki-laki, 38,8%
responden dengan rentang umur 31-40 tahun, 84,4% sudah menikah, 72,8%
berpendidikan formal, 53,4% mengolah lahan 1 atau 2 ha lahan pertanian. Hasil R2 dengan fungsi double log yaitu sebesar 0,745
menunjukkan hasil yang baik. Hasil studi menyatakan bahwa ukuran usahatani,
bibit ubi rambat, dan pupuk berhubungan positif dengan produksi ubi rambat dan
signifikan pada taraf 1 dan 5%. Analisis marginal dari penggunaan input ukuran usahatani, bibit ubi
rambat, dan tenaga kerja (dalam keluarga dan luar keluarga) menunjukkan
penggunaan yang rasional namun tingkat penggunaannya tidak optimal. Oleh karena
itu, dibutuhkan peningkatan MVP lebih dari 97, 66,55, dan 36%. Pendapatan
rata-rata kotor sebesar N241.000,00 dengan total biaya rata-rata sebesar
N125.320,00 per ha. Bibit ubi rambat merupakan bagian terbesar dari total biaya
yaitu sebesar 66,8% dengan biaya rata-rata sebesar N85 per kg.
Pendahuluan
Ubi rambat di
Nigeria mahal dan tidak mampu dihasilkan
di daerah perkotaan dimana pertumbuhan produksi tidak dapat menyesuaikan dengan
pertumbuhan populasi sehingga permintaan ubi rambat melebihi penawarannya. Produksi
ubi rambat di Nigeria dipercaya memiliki hambatan yang besar disebabkan harga
bibit yang terlalu tinggi. Hal ini diamati bahwa kerusakan pertanian
tradisional dari petani di Zing Local Government Area sangat
mengurangi tren produksi ubi rambat yang tinggi di daerah ini. Bagaimanapun,
tidak semua petani dapat mengalokasikan input
secara efisien untuk produksi ubi rambat di area ini. Tujuan dari artikel
ini yaitu:
1. Mendeskripsikan
karakteristik sosial ekonomi dari produsen ubi rambat
2. Mengestimasi
efisiensi penggunaan input produksi
ubi rambat
3. Menentukan
profitabilitas dari produksi ubi rambat
Metode
Penelitian
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian
ini berlokasi di Zing Local Government
Area dengan jumlah populasi sekitar 115.384. Area ini memiliki kondisi
iklim yang baik kaya akan peluang pertanian dengan temperature berkisar antara
28-340C, rata-rata curah hujan 1500 mm. Area ini kaya akan
sumberdaya alam.
2. Teknik
Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data
Penelitian
ini menggunakan data primer, dengan menggunakan kuisioner terstruktur.
Informasi yang dikumpulkan berupa karakteristik sosial ekonomi, aktivitas
produksi, biaya dan pengembalian produksi ubi rambat Sampel dipilih secara purposive dengan teknik multistage random sampling dan setiap
tahap menggunakan teknik random sampling.
Total responden yang terpilih yaitu 130 responden.
3. Metode
Analisis Data
Data
dianalisis dengan statistik deskriptif sederhana, regresi berganda, dan
profitabilitas (gross margin). Model
ekonometrika (bentuk double log) yang
digunakan:
Log Y = β0 + β1logX1 + β2logX2
+ β3logX3 + β4logX4 + β5logX5
+ β6logX6 +Ui (10)
dimana:
log :
logaritma natural
Y :
produksi ubi rambat (kg)
X1 :
luas lahan (ha)
X2 :
jumlah bibit ubi rambat (akar umbi)
X3 :
tenaga kerja keluarga (HOK)
X4 :
tenaga kerja upahan (HOK)
X5 :
jumlah pupuk yang digunakan (kg)
X6 :
pengalaman berusahatani (tahun)
Ui :
error
β0, …, β6:
parameter yang diestimasi
Analisis marginal penggunaan input digunakan untuk menentukan penggunaan input secara efisien, yaitu dengan membandingkan nilai MVP dan MFC.
Model profitabilitas (gross margin)
yang digunakan:
GM = GI – TVC (11)
NFI = GM – TFC (12)
dimana:
GM :
margin kotor per ha (N)
GI :
pendapatan kotor per ha (N)
TVC :
total biaya variabel per ha (N)
NFI :
pendapatan bersih petani per ha (N)
TFC :
total biaya tetap per ha (N)
Hasil Penelitian
Beberapa hal yang dapat dipaparkan dalam hasil penelitian yaitu yang
berkaitan dengan karakteristik sosial ekonomi responden, hubungan antara
penggunaan input dan produksi ubi
rambat, analisis marginal terhadap efisiensi penggunaan input, alokasi input optimum,
biaya rata-rata dan pengembaliannya, serta rasio profitabilitas, dapat dirinci
sebagai berikut:
1.
Responden laki-laki
sebanyak 95% yang artinya aktivitas produksi ubi rambat dominan dikerjakan oleh
laki-laki, usia responden dengan rentang 31-40 tahun menempati porsi terbesar
yaitu 38,8% yang artinya aktivitas produksi ubi rambat lebih banyak dikerjakan
oleh laki-laki muda karena alasan lebih aktif dan energik, hanya 39,8%
responden yang memiliki lahan lebih dari 2 ha dengan pengalaman berusahatani
antara 11-20 tahun (Tabel 1).
2.
Nilai koefisien
determinasi (R2) yaitu sebesar 0,745 yang artinya sebesar 75%
variasi dari produksi ubi rambat (Y) dapat dijelaskan oleh variasi variabel
bebas (Xi) dan sisanya 25% dijelaskan oleh variabel lain selain enam
variabel X yang ada di dalam model. Berdasarkan hasil estimasi parameter
regresinya, luas lahan (X1) dan pupuk (X5) berpengaruh
positif terhadap produksi ubi rambat dan signifikan pada taraf 1%, begitu juga
dengan bibit ubi rambat (X2) berpengaruh postif terhadap produksi
ubi rambat namun pada taraf 5%. Tenaga kerja keluarga (X3) juga
berpengaruh positif terhadap produksi ubi rambat namun tidak signifikan (Tabel
2).
3.
Rasio MVP dan MFC untuk
luas lahan, bibit ubi rambat, dan tenaga kerja keluarga lebih dari 1 (belum
efisien) yang artinya penggunaannya masih kurang sehingga ketiga input tersebut harus ditambah, tenaga
kerja upahan rasio MVP dan MFC kurang dari 1 (tidak efisien) yang berarti
penggunaannya berlebih sehingga perlu dikurangi, sedangkan pupuk menunjukkan
rasio MVP dan MFC sama dengan 1 yang artinya penggunaan pupuk sudah efisien
(Tabel 3).
4.
Alokasi optimum input (Tabel 4) menunjukkan bahwa
penggunaan input luas lahan, bibit
ubi rambat, dan tenaga kerja keluarga masing-masing perlu ditingkatkan sebesar
97,43%, 66,55%, 35,9%. Sedangkan penggunaan tenaga kerja upahan perlu dikurangi
sebesar 61,24%.
5.
Berdasarkan Tabel 5,
diperoleh bahwa pendapatan kotor rata-rata (GI) sebesar N241.800 dengan harga
sebesar N120 per kg. Total biaya (TC) sebesar N125.320. Bibit ubi rambat
menempati bagian terbesar dari biaya rata-rata yaitu sebesar
66,8% dengan biaya rata-rata N85 per kg, diikuti dengan sewa lahan sebesar
15,9% atau N8.300 per ha. Pendapatan bersih petani (NFI) sebesar N116.480
6.
Rasio profitabilitas
produksi ubi rambat (Tabel 6) dinyatakan dengan PI (Profitability Index), RRI (Rate
of return on investment), RRVC (Rate
of return on variable cost), dan OR (Operating
Ratio) masing-masing sebesar 48,2%, 92,9%, 212,9%, dan 42,6%. Secara
berurutan, masing-masing nilai tersebut menunjukkan keuntungan bersih,
pendapatan bersih, pengembalian dalam setiap pengeluaran, serta rasio antara TR
dan TVC.
CRITICAL
Efisiensi menurut Sukirno (1997),
didefinisikan sebagai kombinasi antara faktor produksi yang digunakan dalam
kegiatan produksi untuk menghasilkan output yang optimal. Efisiensi dapat dicapai petani dengan tiga cara yaitu efisiensi
teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomis.
Artikel
Shehu at al “Determinants
of Yam Production and Technical Efficiency among Yam Farmers in Benue State,
Nigeria” dan artikel Musa et al “Production Efficiency of Yam in Zing Local Government Area of Taraba State,
Nigeria”, keduanya sama-sama membahas tentang efisiensi produksi ubi rambat
di Nigeria, namun memilih lokasi penelitian yang berbeda dimana untuk artikel
Shehu at al berlokasi di Kwande Local
Government Area sedangkan artikel yang kedua berlokasi di Zing Local Government Area.
Artikel Shehu at
al membahas tentang efisiensi teknis dan faktor penentu produksi ubi rambat,
sementara artikel Musa et al selain membahas efisiensi teknis juga efisiensi
harga/alokatif serta profitabilitasnya. Efisiensi teknis pada artikel Shehu at
al menggunakan model stochastic frontier dengan
metode MLE sedangkan artikel Musa et al menggunakan regresi berganda bentuk double log dengan metode OLS. Keunggulan
fungsi produksi stochastic frontier dibandingkan
regresi berganda pada kedua artikel tersebut yaitu pada stochastic frontier dapat diketahui faktor penyebab inefisiensi
(Tabel 2, artikel Shehu at al) serta rasio varians (γ) dari efek inefisiensi
teknis yang disajikan dalam Tabel 1 artikel Shehu at al. Di samping itu juga,
dapat diketahui besar frekuensi petani di tiap rentang efisiensi teknisnya
(Tabel 3, artikel Shehu at al). Sedangkan jika menggunakan model regresi
berganda dengan metode OLS, hal-hal tersebut tidak bisa diketahui.
Karakteristik
sosial ekonomi petani responden pada artikel Shehu at al merupakan bagian dari
efisiensi teknis dan dimasukkan dalam model inefisiensi teknis sedangkan pada artikel
Musa et al, karakteristik tersebut hanya dijelaskan dalam bentuk persentase. Pada
artikel Shehu at al, variabel pendidikan merupakan variabel yang tidak akan
menyebabkan ketidakefisienan seperti halnya juga dikemukakan dalam Michael et
al (2011), sehingga perlu untuk meningkatkan pendidikan petani salah satu
caranya dengan cara pemberantasan buta huruf dan pendidikan non formal seperti
penyuluhan dan demonstrasi cara berproduksi.
Berdasarkan
hasil penelitian di kedua artikel tersebut, diperoleh bahwa input luas lahan, bibit ubi rambat, dan
pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan produksi ubi
rambat. Hasil penelitian di artikel Shehu at al menyatakan bahwa tenaga kerja
keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi ubi rambat
sedangkan pada artikel Musa et al, tenaga kerja keluarga tersebut hanya
berpengaruh positif namun tidak signifikan seperti pada hasil penelitian Awoniyi
et al (2006). Untuk tenaga kerja upahan, baik di artikel Shehu at al maupun
kedua, sama-sama menunjukkan tanda yang negatif. Hal ini bisa dijelaskan karena
penggunaan tenaga kerja upahan tersebut sudah berlebih karena kebutuhan tenaga
kerja sudah tercukupi dengan penggunaan tenaga kerja keluarga. Berbeda dengan Awoniyi
et al (2006), tenaga kerja upahan berpengaruh positif dan signifikan pada taraf
1%. Hasil penelitian dari Awoniyi et al (2006) dan Michael et al (2011)
mengenai efisiensi teknis produksi ubi rambat di Nigeria juga menyatakan bahwa input luas lahan berpengaruh positif dan
signifikan pada taraf 1% terhadap produksi ubi rambat. Michael et al (2011)
juga memperoleh hasil bahwa bibit ubi rambat berpengaruh positif dan signifikan
pada taraf 1%, sementara pupuk berpengaruh positif namun tidak signifikan yang
juga ditunjukkan pada hasil penelitian Awoniyi et al (2006).
Berdasarkan
hasil analisis marjinal penggunaan input pada
artikel Musa et al, maka sebaiknya penggunaan lahan, bibit, dan tenaga kerja
keluarga ditambah karena menunjukkan nilai yang belum efisien. Sedangkan penggunaan
tenaga kerja upahan sebaiknya dikurangi karena menunjukkan nilai yang tidak
efisien (input) berlebih.
Berdasarkan
hasil perhitungan biaya rata-rata dan pengembaliannya pada artikel Musa et al,
bibit merupakan bagian terbesar dari biaya kemudian sewa lahan, sebagaimana
juga dalam Awoniyi et al (2006) pada lahan basah.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian Shehu et al maka
dapat dikatakan bahwa tingkat keefisienan para petani ubi rambat dalam
menggunakan input produksi rata-rata
mencapai 95% yang artinya para petani dapat meningkatkan 5% penggunaan inputnya untuk mencapai kemungkinan
output maksimum. Dengan kata lain, petani dapat meningkatkan penggunaan secara
intensif input lahan, bibit ubi rambat, pupuk, dan tenaga kerja keluarga karena
sesuai dengan hasil analisis, keempat variabel input tersebut berpengaruh positif dalam peningkatan produksi ubi
rambat. Untuk bisa mewujudkan hal ini, diharapkan perhatian dari pemerintah
untuk ketersediaan lahan pertanian ubi rambat, harga bibit dan pupuk yang
terjangkau untuk masyarakat petani. Dalam jangka panjang, efisiensi teknis bisa
dicapai dengan status pendidikan petani, dimana petani dengan pendidikan yang
lebih tinggi akan lebih mampu untuk menerima teknologi baru (adopsi teknologi)
sehingga diharapkan dapat berkontribusi positif bagi peningkatan produksi ubi
rambat.
Berdasarkan hasil
penelitian Musa et al maka dapat disimpulkan bahwa luas lahan dan pupuk
berpengaruh positif dan signifikan pada taraf 1% terhadap produksi ubi rambat,
sementara bibit ubi rambat juga berpengaruh positif dan signifikan namun pada
taraf 5%. Implikasinya yaitu peningkatan input-input
tersebut akan meningkatkan produksi ubi rambat. Hasil analisis marjinal efisiensi
penggunaan input menunjukkan bahwa
peningkatan luas lahan, bibit ubi rambat, tenaga kerja keluarga, dan pupuk akan
berdampak pada peningkatan produksi ubi rambat, dimana akibat peningkatan dari
masing-masing input tersebut terhadap
produksi ubi rambat berbeda-beda tergantung pada nilai MPP. Hasil NFI (Net Farm Income) yang diperoleh sebesar
N116.480. Hasil penelitian tersebut dapat memberikan suatu rekomendasi kepada
petani dan pemerintah dimana petani sebaiknya meningkatkan penggunaan luas
lahan, bibit ubi rambat, dan pupuk sementara pemerintah berusaha untuk
memperbaiki produksi ubi rambat melalui penelitian teknis menyangkut ubi rambat
dan penyediaan fasilitas kredit bagi petani tepat waktu dengan maksud untuk
mendorong kemampuan produksi ubi rambat.
DAFTAR PUSTAKA
Awoniyi et al, Abiodun O, Omonona, Titus B 2006. Production Efficiency In
Yam Based Enterprises In Ekiti State, Nigeria. J of Central European Agric, 7(4): 627-636.
Michael et al OF
2011. Measuring Technical Efficiency of Yam Farmers in Nigeria: A Stochastic
Parametric Approach. Agricultural Journal,
6(2): 40-46.
Musa YH, Onu JI,
Vosanka IP, Anonguku I 2011. Production Efficiency of Yam in Zing Local
Government Area of Taraba State, Nigeria. J
of Hortic For, 3(12): 372-378.
Shehu JF,
Iyortyer JT, Mshelia SI, Jongur AAU 2010. Determinants of Yam Production and
Technical Efficiency among Yam Farmers in Benue State, Nigeria. J Soc Sci, 24(2): 143-148.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar